“TROMBOFLEBITIS FEMORALIS”
Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah “Askeb Nifas & Menyusui”
Dosen
Pembimbing : Alfa Defi Khalifatunnisak, S.ST
Disusun oleh :
1.
Eli
Rahmawati 30712003
2.
Nila
Ayu Widyawati 30712015
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Masa nifas adalah masa setelah persalkinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6
minggu. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang
disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat genetalia pada waktu
persalinan.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu
terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi
pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya
komplikasi masa nifas, diantaranya seperti infeksi pada perineum, vulva,
serviks, dan endometrium dan infeksi yang menyebar ketempat lain melaui
pembuluh darah vena, pembuluh limfe dan endometrium.
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai
pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca
partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan
fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan
keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode
tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada
ekstremitas bagian bawah.
Sebagian besar kejadian dan kesakitan yang disebabkan oleh
tromboflebitis seperti pada kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan paska
persalinan terjadi empat jam setelah kelahiran bayi. Karena itu penting sekali
memantau tromboflebitis secara ketat, khusunya kejadian saat persalinan
dilakukan. Jika sudah ada tanda-tanda yang menyerupai tromboflebitis segera
periksa apakah memang gejala tromboflebitis atau hanya gejala radang biasa.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dari Tromboflebitis Femoralis ?
2.
Apa penyebab dari Tromboflebitis Femoralis ?
3.
Bagaimana gejala dari Tromboflebitis Femoralis ?
4.
Bagaimana penatalaksanaan dari Tromboflebitis Femoralis ?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian dari Tromboflebitis Femoralis
2.
Untuk mengetahui penyebab dari Tromboflebitis Femoralis
3.
Untuk mengetahui gejala dari Tromboflebitis Femoralis
4.
Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Tromboflebitis
Femoralis
D.
MANFAAT
1.
Bagi mahasiswa agar
sebagai bidan nantinya bisa
mengaplikasikan ilmu tersebut atau menerapkannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada pasien
tromboplebitis femoralis
dengan baik dan benar.
2. Bagi
para pembaca, sebagai bahan bacaan dan referensi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
DEFINISI
Tromboflebitis adalah radang vena yang berhubungan dengan
pembentukan trombus. Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh
darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cenderung terjadi
pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat
akibat peningkatan fibrinogen (sarwono,
2000).
Tromboflebitis Femoralis yaitu
suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena femoralis. Hal ini
disebabkan oleh adanya trombosis atau embosis yang disebabkan karena adanya
perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada susunan
darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi. Edema pada salah satu tungkai kebanyakan disebabkan
oleh suatu trombosis yaitu suatu pembekuan darah balik dengan kemungkinan
timbulnya komplikasi emboli paru-paru yang biasanya mengakibatkan kematian. Tromboflebitis Femoralis sering
terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum
(sarwono, 2000).
B.
ETIOLOGI
1.
Perluasan infeksi endometrium
2.
Mempunyai varises pada vena
3.
Pertambahan usia, semakin tua
maka semakin beresiko terjadi tromboflebitis.
4.
Pernah mengalami tromboflebitis
sebelumnya
5.
Pembedahan obstetric
6.
Kelahiran
7.
Obesitas
8.
Imobilisasi
9.
Trauma vaskula & Multiparietas
(sarwono,
2000).
C.
PATOFISIOLOGI
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagulabilitas
darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stattis vena lazim dialami
oleh orang-orang imobil maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan
otot yang tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Statis vena juga mudah
terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha
ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor maupun wanita hamil (sarwono, 2000).
Hiperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan myocardial
infret juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, kanulasi atau
beberapa penyakit misalnya penyakit buerger juga dapat menyokong trombus
(Djoko, 2006).
D.
MANIFESTASI
KLINIS
1.
Keadaan umum tetap baik, suhu
badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada
hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali (sarwono, 2000).
2.
Pada salah satu kaki yang
terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
a.
Kaki sedikit dalam keadaan fleksi
dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki
lainnya.
b.
Seluruh bagian dari salah satu
vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.
c.
Nyeri hebat pada lipat paha dan
daerah paha.
d.
Reflektorik akan terjadi spasmus
arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan
pulsasi menurun.
e.
Edema kadang-kadang terjadi
sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas,
teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian
melus dari bawah ke atas.
f.
Nyeri pada betis, yang terjadi
spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda
homan positif).
E.
PENATALAKSANAAN
1.
Terapi medik : Pemberian
analgesik dan antibiotik.
2.
Anjurkan ambulasi dini untuk
meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan
pembentukan pembekuan darah. Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa
sakit dan mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.
3.
Tinggikan daerah yang terkena
untuk mengurangi pembengkakan. Pastikan Pasien untuk tidak berada pada posisi
litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan
alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
4.
Sediakan stocking pendukung
kepada Pasien pasca partum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan
sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
5.
Instruksikan kepada Pasien untuk
memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari
untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
6.
Anjurkan tirah baring dan
mengangkat bagian kaki yang terkena.
7.
Dapatkan nilai pembekuan darah
perhari sebelum obat anti koagulan diberikan.
8.
Berikan anti koagulan, analgesik,
dan anti biotik sesuai dengan resep.
9.
Berikan alat pamanas seperti
lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari
kompres panas tersebut tidak menekan kaki Pasien sehingga aliran darah tidak
terhambat.
10. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
11. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk
mengkaji pendarahan jika Pasien dalam terapi antikoagulan.
12. Adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi,
bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
13. Yakinkan Pasien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa
menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu.
14. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
15. Jelaskan pada Pasien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan
melalui terapi sub kutan Jelaskan kepada Pasien bahwa untuk kehamilan
selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk
memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan (Djoko,
2006).
F.
PENGOBATAN
Flebitis superfisialis sering menghilang dengan sendirinya. Untuk
mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya Aspirin,
ibuprofen). Untuk mempercepat penyembuhan, bisa disuntikkan anestesi (obat
bius) lokal, dilakukan pengangkatan trombus dan kemudian pemakaian perban
kompresi selama beberapa hari (Djoko, 2006).
Jika terjadi di daerah selangkangan, trombus bisa masuk ke dalam vena dalam
dan terlepas. Untuk mencegah hal ini, dianjurkan untuk melakukan pembedahan
darurat guna mengikat vena permukaan. Untuk rekomendasi lebih spesifik, lihat
kondisi tertentu. Secara umum, pengobatan dapat mencakup sebagai berikut: Obat
analgesik (nyeri obat), antikoagulan atau pengencer darah untuk mencegah
pembentukan gumpalan baru, Trombolitik untuk melarutkan bekuan yang sudah ada,
non-steroid obat anti inflamasi (OAINS), seperti ibuprofen untuk mengurangi
rasa sakit dan peradangan, antibiotik (jika infeksi hadir) (sarwono, 2000).
G.
KOMPLIKASI
Komplikasi potensial dari
tromboflebitis femoralis yang paling serius adalah emboli paru (sarwono, 2000).
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tromboflebitis adalah radang vena yang berhubungan dengan
pembentukan trombus. Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh
darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tromboflebitis cebderung terjadi
pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat
akibat peningkatan fibrinogen.
Tromboflebitis Femoralis yaitu
suatu inflamasi permukaan pembuluh
darah disertai pembentukan pembekuan darah yang mengenai
satu atau kedua vena femoralis.
B.
SARAN
1.
Kepada mahasiswa kesehatan
khususnya bidan agar dapat mengetahui cara memberi penanganan segara bila
menemui kasus tromboflebitis, sehingga tidak terjadi komplikasi yang berlanjut.
2.
Kepada pembaca agar memahami apa
itu tromboflebitis dan pencegahan yang dapat dilakukan, sehingga pembaca dapat
menerapkan prinsip preventif sebelum kuratif.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka
Waspodo, Djoko. 2006 . Obstetri Dan Ginekologi. Bandung : Elstar Offset
http:// Restiana
VinnoT-kesehatan-midwife – infeksi-nifas-tromboflebitis-femoralis-.htm
(diakses tanggal
27.12.2013 jam 15.20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar